Diposkan pada Puisi

PAGI

membunuh sepi
menjelangi pagi
menjadi manusia
seutuhnya
pohon rindang tanpa
pancaran sinar
lalu lalang
teringatkan kenangan

degub kota belum
sempat terdengar
sepersatu turun ke jalan
menghabiskan masa terbebas
yang lainnya terkekang
sekatsekat tak tersingkap
ketamakan
tuntutan kerja

Temanggung, 21-07-2019

Penulis:

Memiliki nama asli Aris Setiyanto, lahir 12 Juni 1996. Buku puisinya, Lelaki yang Bernyanyi Ketika Pesawat Melintas(2020) dan Ketika Angin Berembus(2021). Karyanya termuat di; Koran Purworejo, Koran BMR FOX, Harian Sinar Indonesia Baru, Radar Pekalongan, Harian Bhirawa, Bangka Pos, Radar Madiun, Harian Nusa Bali, Harian Waspada dll

4 tanggapan untuk “PAGI

  1. ini hanya masukan, ini kan bentuknya puisi. enak lagi kalo misal pemenggalannya dikata yang tepat. jadi tidak sembarangan dipenggal karena hal tersebut berpengsaruh ke yang baca.

    Suka

  2. Menambahkan komentar di atas ndaaaan, kalau perlu malah jangan di enter, kasih tanda koma aja, kalau semisal memang ada penjedaan 😊

    Suka

Tinggalkan komentar