membunuh sepi menjelangi pagi menjadi manusia seutuhnya pohon rindang tanpa pancaran sinar lalu lalang teringatkan kenangan
degub kota belum sempat terdengar sepersatu turun ke jalan menghabiskan masa terbebas yang lainnya terkekang sekatsekat tak tersingkap ketamakan tuntutan kerja
Memiliki nama asli Aris Setiyanto, lahir 12 Juni 1996. Buku puisinya, Lelaki yang Bernyanyi Ketika Pesawat Melintas(2020) dan Ketika Angin Berembus(2021). Karyanya termuat di; Koran Purworejo, Koran BMR FOX, Harian Sinar Indonesia Baru, Radar Pekalongan, Harian Bhirawa, Bangka Pos, Radar Madiun, Harian Nusa Bali, Harian Waspada dll
View All Posts
4 tanggapan untuk “PAGI”
ini hanya masukan, ini kan bentuknya puisi. enak lagi kalo misal pemenggalannya dikata yang tepat. jadi tidak sembarangan dipenggal karena hal tersebut berpengsaruh ke yang baca.
ini hanya masukan, ini kan bentuknya puisi. enak lagi kalo misal pemenggalannya dikata yang tepat. jadi tidak sembarangan dipenggal karena hal tersebut berpengsaruh ke yang baca.
SukaSuka
maknanya pun bisa jadi berubah.
SukaSuka
Wah, terima kasih atas masukannya. Sesungguhnya saya memang masih bingung tentang jenis puisi mana yang akan saya tekuni.
SukaSuka
Menambahkan komentar di atas ndaaaan, kalau perlu malah jangan di enter, kasih tanda koma aja, kalau semisal memang ada penjedaan 😊
SukaSuka