
Bulan lalu kamu dapat email. Katanya, puisi kamu dimuat di majalah online. Bulan ini puisi kamu juga dimuat di majalah online yang lain. Kamu kepingin berhenti menulis puisi, tapi kamu tidak bisa. Puisi itu pelarian sekaligus memusingkan. Puisi itu keindahan sekaligus ketidakindahan. Puisi itu apa sebenarnya? Banyak yang mengatakan puisi itu kebebasan. Jika memang puisi itu kebebasan, kenapa kamu harus sering-sering masuk koran hanya buat sebuah pujian yang bahkan kadang tak tulus? Mengapa kamu harus dapat uang dari puisi, baru kamu dianggap hebat? Kalau pengen uang, ya, kamu mending kerja saja, ngapain nulis puisi. Sumpah, kamu pasti rindu kan, nulis tanpa mengharapkan apapun tidak juga pujian. Kembali saja ke masa itu, apa susahnya? Penyair-penyair tua itu biar mewariskan jiwa penyairnya pada anak-cucunya saja. Toh, kamu juga tak pernah dirangkul oleh mereka.
Wah keren mas. Kalau boleh tau, cara mengirim tulisan ke media tersebut bagaimana ya mas?
SukaSuka
Siapkan 5-10 puisi sesuai syarat media, kirim. Mudah, kan? Wkwk
SukaSuka