Diposkan pada Cerpen

Kita Tidak Harus Menjadi Senior yang Baik

 

sumber gambar: Mojok.co

  Kita tidak harus menjadi senior yang baik, apalagi jika dihadapkan dengan orang-orang kolot.
   Junior yang satu menganggap dirinya adalah langit, jadi terlalu risi untuk berada di bumi barang sebentar saja. Akibatnya, ia bebas terbang di atas sana. Dia tidak melihat keringat kita, atau bagaimana kita datang lebih pagi darinya dan tidak memiliki pengganti dan sendiri, tapi tetap harus membantunya dan pulang jam lima.
   Junior yang lain, sama bobroknya. 45 menit banding 3 jam, tentu sangat jauh dari kata sebanding. Wajar jika semasa training dulu junior yang ini cuma bertahan satu mingguan. Itu juga kitalah yang telah menyelesaikan banyak pekerjaan seperti akhir-akhir ini. Pekerjaan bertambah banyak tapi gaji tidak naik sedikit pun. Dalam hal ini, atasan pasti menutup mata.

   Coba saja ada pekerjaan lain, kita pasti sudah angkat kaki dari tempat ini. Sering kali kita mengerjakan segala sesuatunya sendiri agar mereka berdua melihat dan mencontoh kita. Tapi mereka justru banyak istirahat dan merokok. Tidak ada yang menegur mereka, seperti tidak ada yang dirugikan karenanya.

Penulis:

Memiliki nama asli Aris Setiyanto, lahir 12 Juni 1996. Buku puisinya, Lelaki yang Bernyanyi Ketika Pesawat Melintas(2020) dan Ketika Angin Berembus(2021). Karyanya termuat di; Koran Purworejo, Koran BMR FOX, Harian Sinar Indonesia Baru, Radar Pekalongan, Harian Bhirawa, Bangka Pos, Radar Madiun, Harian Nusa Bali, Harian Waspada dll

Satu tanggapan untuk “Kita Tidak Harus Menjadi Senior yang Baik

Tinggalkan komentar