Diposkan pada Cerpen, Cinta, Dongeng, Family, Keluarga, Love, Tak Berkategori

Dendam Sandi


Sandi menyaksikan peristiwa menyedihkan itu,peristiwa dimana ayahnya di hukum. Ayah sandi dihukum karena ketahuan mencuri makanan di dapur kerajaan.
Ia di letakkan di sebuah panggung dengan tangan yang diikat dikiri kanan dan telanjang dada. Ia hanya memakai selendang yang menutupi pinggul sampai ke pahanya dan sebuah blangkon di kepalanya.
Disaksikan raja Harun yang kejam yang siap menghukum siapa saja yang ketahuan mencuri atau tidak menaati peraturannya. Dan juga disaksikan oleh semua rakyat kerajaan.

“Ceterrr!!!” “Akhhh!!! Ampun,sakit.” pecut itu melayang dan mendarat pada tubuh ayah sandi. Disusul dengan suata rintihan ayah sandi yang memohon ampun.
Namun alghojo itu sangat sadis,tetap saja ia melayangkan pecut itu berkali-kali sampai seluruh badan ayah sandi merah merah.
Sandi si kecil yang melihat hal itu hanya bisa menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa.
Ayah sandi yang melihat sandi menangispun berkata…

“Ayah tidak apa apa nak.”

Dengan nafas terenggah enggah,keringat yang bercucuran,dan luka di sekujur tubuhnya ia mencoba tersenyum pada sandi yang saat itu sedang menangis.

Sampai pada akhirnya…
Sang raja Harun berkata,

“Alghojo,cepat selesaikan semua ini!” bentak raja.
“Baik tuanku.” kata alghojo itu sambil menundukan kepalanya.

Lalu alghojo itu mengambil sebuah pedang lalu menghempaskannya pada tubuh ayah sandi.

“Akhhh!!! Ampun,ampun,akhhh!!!” rintih ayah sandi.
“Ayah!!!” teriak sandi.

Ayah sandi mendapat banyak sekali luka bacokan akibat pedang alghojo. Ia terlalu banyak luka,ia mengeluarkan banyak darah. Sampai pada akhirnya. Matanya terpejam dan tubuhnya lemas. Ia mati.

“Kalian lihat,ini adalah hukuman bagi siapa saja yang berani mencuri dan tidak mematuhi peraturanku.” bentak raja.

Setelah ia mati jasadnya kemudian di letakkan di sebuah kayu yang sudah ditata. Lalu kemudian di bakar.
Sandi yang melihat hal itu hanya bisa menangis dan menangis saja.

Perasaan hatinya bercampur,antata sedih dan marah. Sejak hari itu ia menyimpan dendam.

Beberapa tahun kemudian,

Kini Sandi telah tumbuh dewasa,dan ia telah menjadi seorang kesatria. Ia adalah salah satu prajurit kerajaan.
Perawakan-nya yang gagah perkasa,dan wajahnya yang rupawan membuat semua wanita mengaguminya. Semua wanita pasti tergila-gila padanya.
Tak terkecuali putri Ratna,ia adalah putri raja Harun. Putri Ratna-pun yang seorang putri raja mengagumi-nya. Sering kali putri Ratna sengaja memanggil Sandi bukan karena untuk benar benar di di beri perintah,namun sering di suruh melalukan hal hal yang tidak penting. Terakhir kali putri Ratna menyuruh Sandi untuk mengupas kulit apel sebanyak satu keranjang besar. Karena Sandi orang yang patuh,maka apapun perintah putri dan raja pasti akan ia lakukan. Termasuk hal tidak penting seperti ini.
Putri Ratna menyuruh Sandi melalukan hal demikian karena ia ingin bisa berlama-lama menatap wajah sandi yang tampan rupawan itu.

Suatu ketika,

Putri Ratna sedang berjalan-jalan di taman kerajaan,ia berjalan dan tak sengaja kakinya tersandung batu. Ia hampir saja terjatuh namun,untunglah ada Sandi yang dengan sigap segera menangkapnya.
Mereka saling bertatap mata,mata mereka saling menatap satu sama lain.

“Orang ini,ternyata tak hanya tampan! Ia juga baik hati,ia adalah pahlawanku. Ia pangeranku.” kata putri dalam hatinya kegirangan.

Sementara itu Sandi “jatuh cinta-lah padaku putri,dan aku akan segera membuat hancur hidupmu itu.” kata Sandi dalam hatinya.

Sandi-pun lalu melepaskan putri,

“Maaf,kalau saya sudah lancang!” kata sandi dengan kepala menunduk.
“Tidak apa apa,justru aku mau berterimakasih karena kamu sudah menyelamatkan-ku.” kata putri.

Putri-pun melihat Sandi lalu tersenyum pada nya dan kembali melanjutkan perjalanannya.

Suatu ketika,
Saat itu sedang di laksanakan kegiatan pengangkatan jabatan.

“Dan prajurit yang terpilih untuk menjadi penjaga raja adalah… Sandi.”

Semua orang di ruangan itu memberikan tepuk tangan pada Sandi. Sandi sendiripun tidak menyangka kalau ia akan di angkat menjadi penjaga raja.

“Ayah,aku semakin dekat dengan tujuan kita. Balas dendam.” kata sandi dalam hati.

Purti Ratna semakin terkesima dengan Sandi,ia semakin jatuh cinta. Ia bermaksud mengungkapkan perasaannya pada Sandi. Sungguh hanya Sandi lah laki laki yang di cintai putri.
Namun ternyata,Sandi akan segera menikah dengan kekasihnya. Putri Ratna yang sangat mencintai Sandi-pun sangat sedih,ia sangat depresi. Akhirnya putri melakukan jalan pintas,ia di temukan gantung diri di kamarnya. Putri yang sudah tergantung di temukan oleh dayang yang bermaksud membersihkan kamar putri.

“Aaaaaaaaaaaaaaaa…..” teriak dayang itu.

Para prajurit yang mendengar teriakan itupun berlari menuju suara teriakan itu berasal. Lalu mereka melihat pula putri yang sudah tergantung di kamarnya.

“Hey kamu,cepat laporkan hal ini pada raja harun!” suruh salah satu prajutit.
“Baik!” kata prajurit itu.

Dan,

“Apa!!!” raja harun kaget,air matanya berlinang. Ia berlari ke arah kamar anaknya dan memang benar disana ia temukan putri yang sudah tergantung pada sebuah tali di kamarnya.

“Maaf raja,saya menemukan ini.” kata dayang sambil memberikan sepucuk kertas pada raja.

Raja segera menerimanya dan kemudian membacanya.

“Ayah,aku lebih baik mati dari pada hidup tanpa orang yang aku cintai. Sandi.”
“Jadi kau mencintai penjaga itu nak? Kenapa kau tak bilang pada ayah? Buwaaaaaa…putriku…” raja menangis.

Untuk kesekian kalinya ia kehilangan orang yang ia sayangi. Setlah isyrinya yang mati keracunan makanan sekarang anaknya yang gantung diri karena patah hati.

Sudah berpuluh puluh hari lamanya kerajaan di selimuti oleh suasana haru. Semenjak kepergian putrinya,raja sering kali melamun. Dan ia menangis. Sementara itu Sandi yang melihat hal itu tersenyum bahagia. Satu persatu keluarga raja harun telah ia bunuh. Termasuk istri raja harun yang mati keracunan makananpun Sandi-lah yang sebenarnya melakukannya.

Suatu hari,Sandi di tugaskan untuk mengantar raja untuk mengunjungi suatu daerah. Dan mereka hanya pergi bertiga bersama seorang kusir.

Di perjalanan,

“Pak,tolong berhenti!” kata Sandi.
“Baik.” jawab kusir itu.
“Kenapa berhenti penjaga?” tanya raja.
“Raja tunggulah disini dulu. Aku ada urusan sebentar dengan pak kusir ini.” jawab sandi.

Akhirnya Sandi dan pak kusir pergi meninggalkan raja. Mereka menuju ke dalam hutan.

“Ada apa?” tanya pak kusir.
“Aku mau jujur,sebenarnya kali ini aku berencana membunuh raja. Dan kau tak boleh tahu menahu tentang hal ini. Jlebbb…jlebbb…jlebbb…” kata sandi sambil memgeluarkan sebuah keris lalu menancapkannya beberapa kali di perut kusir itu.
“Akhhh!!! Kau…” kusir itu merintih kesakitan.

Karena mendapat beberapa tusukan,akhirnya kusir itupun mati.

Sandi kembali ke kereta kuda itu dengan tangan berlumur darah,keris yang berdarah dan bercak bercak darah di bajunya.
Melihat Sandi yang penuh darah,rajapun kaget.

“Aapa yang kau lakukan? Kenapa kau penuh darah seperti itu? Dimana kusir itu?” tanya raja.
“Kusir itu sudah aku bunuh,dan berikutnya adalah kau!!! Hahaha” kata sandi lalu ia tertawa jahat.
“Tapi kenapa?” tanya raja.
“Kau masih ingat,20 tahun lalu ada orang yang kau hukum karena mencuri makanan kerajaan. Dan dia adalah ayahku,maka dari itu aku sengaja menjadi prajurit kerajaan. Bahkan aku mendekati putrimu agar aku bisa balas dendam.” kata Sandi.
“Apa? itu salahnya sendiri,siapapun akan di hukum bila mencuri.” raja kaget.
“Diam!!! Kau raja yang kejam!!! Sekarang,terima saja takrir ini. Bahwa hari ini kau akan dibunuh oleh aku penjagamu sendiri.” kata sandi.

Dan, “Jlebbb,jlebbb,jlebbb…” raja pun terkena tusukan di perutnya.
“Akhhhhhh…” raja kesakitan.
“Hahaha…ayah lihatlah!!! Aku sudah membalaskan dendammu.” teriak Sandi.

Namun raja belum mati,ia lalu menendang Sandi yang sedang tertawa itu. Sandi jatuh,sementara itu raja meraih tali kemudi lalu berusaha mengendalikan kuda. Ia berniat kabur.
Sandi pun mengejar kereta kuda itu,sementara raja mulai lemas darah dari luka tusulan itu terus mengalir hingga akhirnya ia jatuh dari kereta kuda itu. Sandi yang melihat hal itu semakin mempercepat larinya. Raja yang melihat Sandi berlari ke arahnya lalu mencoba bangun dan lari ke arah hutan. Sandi pun mengikutinya.

“Mau lari ke mana yang mulia? Sampai ke ujung duniapun akan kukejar kau!!! Hahaa” teeiak sandi.

Sementata itu raja berhenti berlari karena kini ia telah ada di sebuah tepian jurang.

“Sial!!! Jalan buntu.” kata raja harun.
“Menyerahlah raja,matilah di tanganku… Hyaaaa…” kata Sandi sambil berlari mengarahkan kerisnya ke arah raja.

Akan tetapi raja dapat menghindarinya dan justru sandi yang terjatuh ke jurang.
Kapala sandi terbentur pada sebuah batu hingga megeluarkan banyak darah,lalu iapun mati.
Sesekali raja melihat ke bawah memastikan apakah Sandi sudah benar benar mati atau belum. Ia melihat Sandi yang terbaring dan tak bergerak dengan banyak darah di kepalanya. Ia yakin kalau Sandi sudah meti.

Akhirnya raja mencoba berjalan keluar dari hutan dan meminta bantuan.

Sejatinya balas dendam tidak menyelesaikan masalah. Malah justru membuatnya semakin rumit.
Lagipula masih ada hukum karma. Siapapun yang berbuat kebaikan pada orang lain,maka orang lain akan membalas dengan kebaikan pula. Dan begitupun sebaliknya,siapapun yang berbuat kejahatan maka orang lain akan berbuat jahat padanya pula.

Penulis:

Memiliki nama asli Aris Setiyanto, lahir 12 Juni 1996. Buku puisinya, Lelaki yang Bernyanyi Ketika Pesawat Melintas(2020) dan Ketika Angin Berembus(2021). Karyanya termuat di; Koran Purworejo, Koran BMR FOX, Harian Sinar Indonesia Baru, Radar Pekalongan, Harian Bhirawa, Bangka Pos, Radar Madiun, Harian Nusa Bali, Harian Waspada dll

15 tanggapan untuk “Dendam Sandi

Tinggalkan Balasan ke Shayra Batalkan balasan